![]() |
Perjalanan dari Kerja Keras hingga Bertemu Cinta |
Masa itu, saya tinggal seorang diri di toko yang saya kelola. Tidak ada yang membantu memasak, mencuci, atau mengurus kebutuhan sehari-hari. Semua harus saya lakukan sendiri di sela-sela kesibukan. Kehidupan terasa berat, tetapi saya mencoba menjalaninya dengan sabar dan penuh tanggung jawab.
Setiap sore, sebelum toko buka menjelang magrib hingga subuh, saya sering menyempatkan diri untuk nongkrong di sebuah kafe. Di sana, saya bisa makan, minum, sekaligus melepas penat sejenak. Suasana kafe menjadi pelarian kecil dari rutinitas kerja yang melelahkan.
Di tempat itulah pertemuan berkesan terjadi. Sang pemilik kafe adalah seorang perempuan yang ramah. Awalnya, percakapan kami bermula saat ia membeli token listrik di toko saya. Dari obrolan singkat itu, akhirnya kami mulai saling mengenal lebih dekat.
Seiring berjalannya waktu, saya semakin sering berkunjung ke kafenya. Ternyata, ia pun diam-diam sudah memperhatikan saya sejak lama. Kebetulan, saat itu saya juga masih sendiri dan belum memiliki pasangan. Dari situlah hubungan kami mulai terjalin.
Kami lalu intens berkomunikasi, berbagi cerita, dan saling mendukung dalam aktivitas sehari-hari. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk merasa nyaman satu sama lain. Hubungan itu semakin hangat dan penuh rasa saling pengertian.
![]() |
Perjalanan dari Kerja Keras hingga Bertemu Cinta |
Pesan Moral:
Kerja keras dan kesabaran akan selalu membuahkan hasil. Kadang, apa yang kita dapatkan lebih indah daripada sekadar pencapaian materi. Hidup bukan hanya tentang berjuang sendiri, tetapi juga tentang menemukan orang yang bisa mendampingi dan memberi makna dalam setiap langkah.